PSI Pro Prostitusi? - Buat Post

PSI Pro Prostitusi?

PSI Pro Prostitusi?



 Tepatnya hari Sabtu (5/1/2019) publik di kejutkan dengan berita penangkapan dua artis berinisial VA dan AS. Keduanya diciduk anggota kepolisian daerah Jawa Timur dalam kasus prostitusi berbasis online di salah satu hotel di Surabaya. Selain VA dan AS polisi juga mengamankan dua perempuan berinisial ES dan TN, dan satu pria berinisial R. Belakangan diketahui ES dan TN adalah mucikarinya. Sementara R adalah pemakai. Polisi menjelaskan VA mematok tarif 80 juta sekali pakai. Sementara AS mematok tarif 25 juta sekali pakai. Angka ini cukup fantastis dan membuat beritanya cepat viral.

 Di bulan sebelumnya, tepatnya Selasa (11/12/2018) publik di hebohkan oleh pernyataan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie yang menolak praktek poligami. Dalam pidato politiknya di Jatim Expo Surabaya Grace Natalie menjelaskan bahwa partainya tidak akan pernah mendukung poligami. Karena praktek poligami menyebabkan ketidakadilan terhadap perempuan dan penelantaran terhadap anak. Lebih lanjut ia menjelaskan tidak akan pernah ada caleg, kader, pengurus yang boleh mempraktekkan poligami. Selanjutnya, bila PSI lolos masuk parlemen akan memperjuangkan undang-undang larangan berpoligami bagi pejabat publik baik di legislatif, ekskutif, yudikatif dan aparatur sipil negara. Serta melakukan revisi terhadap undang-undang no 01 tahun 1974 yang melegalkan poligami.

 Dengan alasan mendiskreditkan perempuan PSI menyatakan gendrang perang terhadap praktek poligami. Tapi sayangnya sikap yang sama tidak ditunjukkan terhadap praktek prostitusi. Padahal kalau kita mau jujur praktek prostitusi sangat melecehkan dan mendiskreditkan kaum perempuan. Dalam prakteknya di lapangan prostitusi banyak melahirkan kekerasan terhadap kaum perempuan. Banyak dari mereka yang dipaksa melayani banyak pelanggan dalam waktu semalam, tetap melayani tamu meskipun sedang mengalami pendarahan hebat. Lebih bejatnya lagi kadang dari mereka menerima kekerasan fisik. Tubuh suci perempuan yang seharusnya dijaga kehormatannya, justru dikapitalisasi demi memuaskan para pria hidung belang, mucikari, dan beberapa pihak yang sengaja mengambil keuntungan dari praktek haram ini.



PSI sebagi partai yang katanya "memperjuangkan" kaum perempuan, harus melihat realitas tersebut di atas secara jernih. Dipandang dari sudut hukum agama dan negara prostitusi adalah kegiatan yang haram dan ilegal. Sementara poligami sepanjang memenuhi persyaratan adalah praktek yang halal dan legal. Para elit PSI begitu angkuh ingin melawan hukum agama dan negara untuk melarang poligami. Namun di sisi lain mereka buta dan bisu terhadap praktek kejahatan prostitusi. Maka jangan salahkan publik bila mereka berkesimpulan: PSI pro prostitusi!.
Jejak langkah partai ini terus berada di lingkaran kontroversi dan sensasi yang melukai hati umat. Mulai dari keputusannya mendukung penista agama, anti perda syari'ah, anti poligami, sampai hoax award baru-baru ini. Alih-alih ingin melawan prilaku korupsi dan intoleransi, partai ini justru sering membuat kegaduhan politik yang tidak produktif. Langkah-langkah PSI selama ini bisa di maklumi, sebab elit dari partai ini adalah orang-orang dengan kualitas rendah. Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Tsamara Amany, Guntur Romli, Isyana Bagus Oka adalah orang yang sedang mencari panggung. Maka betul kata ulama karismatik asal Madura K.H. Cholil Nafis, Lc., MA., Ph.D mereka itu jahl murakkab (bodoh paralel). Selanjutnya kita aminkan doa beliau "Mudah2 an PSI tidak lolos pemilu". Amin...


Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

Bagikan Artikel ini

Belum ada Komentar untuk "PSI Pro Prostitusi? "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Adsafelink | Shorten your link and earn money

Iklan Tengah Artikel 1

Your Ads Here

Iklan Tengah Artikel 2

Your Ads Here

Iklan Bawah Artikel

Your Ads Here