Pengalaman Tentang MLM - Buat Post - Buat Post

Pengalaman Tentang MLM - Buat Post

Pengalaman Tentang MLM 


Tentang MLM

 MLM adalah singkatan dari multi level marketing. Di kutip dari hasil pencarian di google, MLM di definisikan sebagai strategi pemasaran berjenjang atau berantai, dimana tenaga penjual (sales), tidak hanya mendapatkan konpensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga hasil penjualan sales lain yang mereka rengkrut, bahkan mereka mendapatkan konpensasi dari hasil merengkrut orang, baik berupa uang atau naik pangkat.

 Tulisan ini adalah tulisan yang kedua tentang MLM yang pernah saya tulis. Saya tertarik untuk menulis tentang MLM, karena MLM masih terus muncul di beranda baik di dunia maya maupun dunia nyata, menghasilkan cerita dan testimoni yang beragam. MLM punya loyalis sejati (mereka biasanya adalah orang-orang yang memutuskan menjadikan MLM sebagai jalan hidup). Tetapi, disisi lain MLM juga menghasilkan pembenci sejati (mereka biasanya adalah orang-orang yang pernah ikut dan merasa tidak cocok atau merasa tertipu). Bagi loyalis sejati MLM muncullah istilah "membantu orang lain untuk sukses". Bagi pembenci sejati MLM muncullah istilah "bukan MLM"

 Saya pertama mengenal MLM saat masih di kampung di Bangkalan Madura. Pada saat itu ada tetangga memperkenalkan sebuah PT, namanya PT. Rizki Robbi Izzati. Tetangga saya tadi mengajak orang untuk bergabung dengan PT. Rizki Robbi Izzati. Caranya dengan menyetor sejumlah uang. Setelah menyetor sejumlah uang, nanti yang bergabung akan mendapatkan sembako dari PT tersebut. Selama beberapa bulan sembako memang lancar. Tapi setelah itu, PT nya bangkrut dan otomatis pencairan sembako berhenti. Tetangga saya berkat prestasinya mengajak banyak orang untuk bergabung mendapatkan sepeda motor dari PT. Rizki Robbi Izzati.

Selama 28 tahun terakhir saya sudah bersentuhan dengan 4 MLM berbeda: 
1. Tiens

 (dulu di Madura kami menyebutnya Tiansi). Saya bersentuhan dengan Tiansi pada tahun 2010 saat saya menjadi staf pengajar di Pondok Pesantren Assalafiyah Sumur Putih Pamekasan. Saat itu ada santri senior yang mengabarkan kepada saya tentang info seminar berbayar (saat itu tiketnya 8000 rupiah) di SMKN 3 Pamekasan. Karena ada waktu luang saya memutuskan ikut. Sesampainya disana isinya perkenalan untuk menjadi sukses bersama Tianshi, dengan menampilkan orang-orang yang sudah sukses plus bisa naik kapal pesiar. Pada awalnya saya juga mau untuk sukses dan tertarik untuk ikut. Namun setelah dua kali di prospek, saya semakin tidak tertarik. Ada dua alasan mengapa saya tidak tertarik: Pertama uang untuk bergabung nihil. Kedua saya tidak kuat kalau sepanjang hidup saya harus mencari orang, saya pasti bosan kalau setiap hari harus "menceramahi" orang-orang agar bergabung dengan Tianshi. Entah bagaimana perkembangan terbaru tentang Tianshi ini?. Beberapa hari yang lalu saya hanya sempat melihat brosurnya di beranda rumah di Jakarta.

2. CNI. 

 Perkenalan saya dengan CNI pada tahun 2011, saat saya masih tinggal di Kota Semarang Jawa Tengah. Saat itu saya diperkenalkan teman saya dan diprospek beberapa saat dan saya belum mengerti bagaimana sistem dari CNI ini. Yang saya tahu CNI menjual produk yang harganya mahal. Pesta gigi misalnya, kalau produk pasaran pesta gigi harganya 3000, pesta gigi CNI harganya bisa 40.000. Saya belum sempat tahu lebih banyak dan bergabung, karena sudah bekerja ditempat lain.

3. PT. Hadena Indonesia.

 Saya bersentuhan dengan PT. Hadena Indonesia pada tahun 2012, saat saya sudah hijrah ke Jakarta. Saat itu saya sedang mencari pekerjaan melalui surat kabar. Dari salah satu surat kabar di Ibu Kota saya mendapatkan info tentang PT ini, yang kebetulan kantornya dekat dengan tempat tinggal saya di kawasan Jakarta Selatan. Setelah mendapatkan informasi yang tidak utuh dari staf kantor, saya memutuskan untuk ikut dengan membayar uang pendaftaran kurang lebih 200.000, dengan imbalan mendapatkan pekerjaan mengelem benang teh satu bungkus. Dari hasil mengelem benang teh dijanjikan gaji 70.000. Setelah saya menyelesaikan pekerjaan mengelem benang teh ternyata gaji 70.000 tidak boleh diambil utuh dan harus belanja produk, sehingga uang bersih yang saya terima sisa 25.000, dan untuk mendapatkan pekerjaan mengelem teh lagi saya harus mencari orang untuk bergabung, begitu sistem yang berjalan dan tidak diinformasikan sebelumnya. Dari situlah saya ditipu terakhir kalinya.

4. PT. Melia Sehat sejahtera.

 Saya kenal dengan PT ini pada tahun 2013, lewat teman kampus. Saya diajak untuk bergabung. Tapi saya tidak mau, karena saya sudah alergi duluan. Saya bahkan sudah pernah ditipu ikut seminarnya di balai sudirman. Tapi saya tidak mau bergabung. Sudah ada dua orang yang mengajak untuk bergabung dengan MLM ini dengan cara-cara dan modus-modus operandinya. Tapi saya kukuh tidak mau ikut MLM.

Lalu bagiamana pandanngan saya tentang MLM dengan macam-macam variannya? Pada prinsipnya sepanjang legal menurut negara dan halal menurut agama saya menghargai orang-orang yang ikut MLM. Tapi saya tidak mau ikut MLM.

Jakarta, 7 Februari 2019


Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.

Bagikan Artikel ini

Belum ada Komentar untuk "Pengalaman Tentang MLM - Buat Post"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Adsafelink | Shorten your link and earn money

Iklan Tengah Artikel 1

Your Ads Here

Iklan Tengah Artikel 2

Your Ads Here

Iklan Bawah Artikel

Your Ads Here